BOGOR
Kenapa Bogor?
Ya, saya asli Bogor. Saya dibesarkan di kota tercinta ini
dan saya ingin membahas sedikit tentang kebudayaan yang ada di Bogor.
Bogor merupakan sebuah kota di dalam provinsi Jawa Barat yang dibagi
kedalam dua wilayah pemerintahan yakni Kota dan Kabupaten. Kota Bogor
memiliki kepadatan penduduk kurang-lebih sebanyak 950.334 jiwa dan terus
bertambah. Kota Bogor juga dijuluki sebagai Kota Hujan karena tingkat
curah hujannya yang sangat tinggi.
Kita tahu bahwa Bogor merupakan kota dari Jawa Barat dimana penduduk
mayoritasnya merupakan suku sunda. Maka bukan hal aneh jika warga asli
Bogor merupakan orang sunda. Bogor beserta kebudayaannya merupakan
kebudayaan sunda yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Padjadjaran. Bogor
merupakan salah satu pusat kerajaan Padjadjaran terbukti dari
peninggalan – peninggalannya pada situs Batutulis.
Karena Bogor merupakan kota dengan kebudayaan sunda, maka kebudayaan
yang ada di kota ini pun sama dengan kebudayaan sunda yang ada di atas
tadi. jaipong, pencak silat, kacapi suling, dll.
ALASAN KEBUDAYAAN MULAI DITINGGALKAN
Pada saat saya SD dulu, mungkin di setiap sekolah di ajarkan
pelajaran seni, baik itu yang tradisional sampai yang modern. Namun
setelah SMA yang saya tahu hanya perkembangan modern saja. Disadari
maupun tidak disini terlihat adanya pergeseran ketertarikan yang pada
akhirnya mempengaruhi pada berkurangnya kesadaran akan budaya sunda yang
sudah saya pelajari dari kecil.
Jika hal ini hanya menimpa pada saya mungkin tidak akan berdampak
besar, namun persoalannya ini terjadi hampir pada semua anak muda zaman
sekarang. Bayangkan dampak kedepannya jika bahasa sunda hilang. Di Bogor
sendiri saja anak mudanya sudah mulai jarang menggunakan bahasa sunda,
bahkan bahasa Indonesianya pun mengalami perubahan gaya bahasa menjadi
lebih “gaul”.
Tentunya hal ini tidak akan terjadi tanpa adanya sebab yang berakhir
pada akibat. Salah satu faktor utama penyebab dari ditinggalkannya
kebudayaan adalah GLOBALISASI. saya tidak membicarakan globalisasi
merupakan hal buruk tetapi tidak juga menyangkalnya jika semuanya tidak
baik. globalisasi memiliki pengaruh baik dan buruk terutama bagi
kebudayaan di Indonesia.
Ritme cepat globalisasi yang ditentukan oleh negara – negara maju
pada gilirannya telah menimbulkan dikotomi baru dalam hubungan
antarnegara. Negara – negara yang tidak mengikuti irama globalisasi
dimasukkan ke dalam katagori negara ‘primitif’ atau `ketinggalan jaman`.
Oleh sebab itu setiap negara berlomba-lomba untuk mentransfer kemajuan
ilmu dan teknologi dari negara-negara Barat.
Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya
anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan
suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan
teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah
merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk
Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan
nilai-nilai ketimuran.
BUDAYA SEBAGAI ALAT SARING GLOBALISASI
Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan
sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan
Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya
negeri sendiri.
apakah kita ingat, bahwa budaya memiliki nilainya sendiri? hal ini
seharusnya dapat kita jadikan sebagai alat penyaring kebudayaan asing
yang mulai menjamah sampai pada tingkat sosial dan tradisi, sehingga
kita dapat tetap menjaga bangsa ini dari pengaruh yang negatif atas
globalisasi.
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
Sebenarnya sudah banyak upaya – upaya yang sedang dilakukan saat ini.
Seperti melakukan perlombaan bertemakan budaya terutama keseniannya.
ini sangat postif untuk membangun kecintaan setiap warga negara untuk
mencintai budaya sekaligus bersaing untuk memberikan kualitas yang lebih
baik. jika Perlombaan ini dilakukan dengan lebih serius dan
dikembangkan kreativitasnya bukan tidak mungkin budaya Indonesia pada
umumnya dan budaya sunda pada khususnya dapat tetap terjaga bahkan lebih
dikenal sampai mancanegara.
Tentu kesadaran serta peran dari tiap individu sangat berpengaruh
dalam terciptanya tujuan ini. Diperlukan juga antusiasme pemerintah
sebagai wadah untuk kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan terpelihara.
seperti ajang Miss World kemarin, itu merupakan hal yang dapat membuat
kebudayaan kita dikenal dan dihargai. pengemasan juga merupakan hal
utama yang perlu diperhatikan.
sekian dari saya, semoga bisa bermanfaat dan kita tetap bisa melestarikan kebudayaan dari Indonesia.
Nama : Teuku Fadjri Gusfita Putra
NPM : 15217931
Kelas : 1EA11
Nama : Teuku Fadjri Gusfita Putra
NPM : 15217931
Kelas : 1EA11
Komentar
Posting Komentar